TIDAK BANYAK YANG TAU, INI DIA FAKTA MENARIK DUNIA PARALEL


Dunia paralel adalah dunia lain yang berjalan sejajar dengan dunia yang kita hidupi.banyak ilmuan yang mengataan bahwa dunia paralel merupakan sisi lain dari kehidupan yang kita jalani sekarang ini

Dasar teori parallel Universe adalah ketidakterbatasan jagat raya yang memberikan kemungkinan adanya alam semesta lain. Saat ini diperkirakan ada 1011 galaksi di jagad raya. Jadi, bukan tidak mungkin jika selain di galaksi yang kita tinggali ada kehidupan yang juga sedang berlangsung. Para Ahli fisika kuantum jelas-jelas menyatakan percaya bahwa tiap detik tercipta dunia paralel seseorang, yang berisi kemungkinan kejadian, termasuk kebalikan dari peristiwa yang kita alami di dunia nyata. Misalnya di dunia nyata kita bisa menyebrang jalan dengan selamat. Di dunia paralel pertama, kita bisa aja berhasil menyeberang tapi kemudian tersungkur, di dunia paralel berikutnya bisa aja kita bahkan tidak tertolong karena sewaktu menyebrang ada mobil yang sedang melaju kencang ke arah kita.

BERIKUT KISAH KISAH MISTERIUS TENTANG DUNIA PARALEL

1. laki laki misterius dari taured
    Pada suatu hari di tahun 1954, seorang pria yang tak disebutkan namanya melakukan perjalanan ke Tokyo. Awalnya, semua terlihat normal, namun ketika mendarat di Bandara Internasional Tokyo, kejadian aneh pun mulai terlihat.
Pria tersebut diminta untuk menunjukkan paspornya. Yang bikin aneh, dalam paspor tersebut tercantum nama Negara yang tak pernah terdengar di bumi, yaitu “Taured”. Pria misterius tersebut mengatakan bahwa Taured terletak diantara Spanyol dan Prancis.
Setelah melewati introgasi yang panjang dan membingungkan, akhirnya pria misterius tersebut diantarkan ke sebuah hotel. Pintu masuk kamar pria tersebut dijaga oleh 2 petugas imigrasi. Keesokannya harinya, saat mereka masuk ke dalam kamar tersebut, ruangan itu kosong dan pria misterius telah lenyap tanpa jejak. Yang bikin aneh, bagaimanaa cara pria itu keluar. Jalan satu-satunya adalah jendela, namun kamar ini berada di lantai 15. Pencarian telah dilakukan, namun tak seorang pun yang dapat menemukan pria misterius tersebut.
2. bertemu the beatles
      Masih ingat dengan grup musik The Beatles yang populer di era 60-an? Mungkin sebagian besar dari kalian belum terlahir di dunia ini pada masa itu. Sehingga kalian pun hanya bisa menyaksikkan grup musik berstyle poni tersebut hanya melalui rekaman video dan foto.
Namun apa yang dialami oleh pria dengan nama samara James Richards ini dapat dikatakan sebagai suatu keberuntungan. Pada tanggal 9 September 2009, pria yang berasal dari California tersebut mengaku sedang mengejar anjingnya yang sedang berlari. Secara tak terduga, ia terjatuh ke dalam suatu lubang dan tak sadarkan diri. 
Saat terbangun ia menemukan dirinya berada di dalam suatu ruangan yang asing. Ia bertemu dengan seorang pria yang memperkenalkan dirinya sebagai Jonas. Richard mengaku membicarakan tentang Grup The Beatles bersama Jonas. Anehnya, Richard mengaku melihat anggota The Beatles masih hidup.
Richard mengatakan bahwa Ia kembali ke ‘masanya’ dengan menggunakan suatu mesin. Ia membawa rekaman The Beatles berjudul “Everyday Chemistry” dari dimensi lain, lalu menguploadnya ke website pribadinya.

3.ong hat
  Ong Hat didirikan di New Jersey pada abad ke-19 oleh seorang pria bernama Ong setelah ia melempar topinya ke udara. Namun Topi itu hilang tanpa jejak dan dianggap terbang ke dimensi lain. Pada tahun 1920, kota Ong Hat ditinggalkan dan dikenal sebagai kota hantu. Meski demikian Ong Hat tidak dilupakan begitu saja.
Beberapa tahun kemudian, tiga orang ilmuwan mendirikan suatu institusi berbasis ‘chaos’ di Ong Hat, New Jersey. Disana para ilmuwan mengaku menemukan ‘pintu gerbang’ berbentuk telur yang menuju dimensi lain. Mereka mengatakan menjelajahi sebuah dunia yang tidak dihuni manusia, hanya ada tanaman dan air disana.

jadi itu beberapa cerita tentang dunia paralel, apakah kalian percaya ?

tahap tahap dalam merencanakan dan melakukan penelitian

1. merencanakan penelitian
Apakah Anda pernah mengadakan penelitian? Disadari atau tidak,mungkin Anda pernah melakukan penelitian. Penelitian adalah suatu usaha yang cermat dan teratur untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah. Untuk melakukan suatu penelitian ada beberapa hal yang harus
dilakukan terlebih dahulu, antara lain :

a. Mengidentifikasi Masalah
Langkah pertama untuk melakukan suatu penelitian adalah menyadaridan mengidentifikasi masalah yang dihadapi. Masalah dapat timbul secarasengaja atau tidak disengaja. Secara sengaja, maksudnya masalah yang timbulmerupakan hal yang sengaja dicari untuk dipecahkan.

b. Merumuskan Tujuan
Untuk melakukan sebuah penelitian dari masalah yang dihadapi perlu dirumuskan tujuannya. Hal ini sangat penting dilakukan agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan mencapai hasil yang maksimal. Sering terjadi, masalah yang dihadapi sangat luas ruang lingkupnya.

c. Menetapkan Jenis Penelitian
Setelah merumuskan tujuan penelitian, hal yang harus dilakukanberikutnya adalah memilih jenis penelitian yang akan digunakan. Jenis penelitian yang digunakan harus sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan.


2. Melakukan Penelitian

a. Merumuskan masalah
Masalah yang ditemukan harus dirumuskan secara konkret atau tergambarkan dengan jelas. Hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan masalah dikesampingkan.

b. Menentukan Hipotesis
Melihat adanya kemungkinan kesalahan dalam teori generasi spontan, menunjukkan Redi telah memulai langkah untuk melakukan penelitian ilmiah. Hal ini, merupakan ciri khas ilmuwan untuk melakukan penelitian, yaitu mencari informasi tentang objek penelitian dan melakukan pengamatan(observasi).
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara dari suatu permasalahan. Ketika membuat hipotesis, Anda sedang memperkirakan jawaban sementara dari pertanyaan yang telah Anda buat ketika Anda melakukan observasi dan menggunakan informasi yang telah Anda miliki. Dari hipotesis ini timbul prediksi. Prediksi adalah hasil yang diharapkan diperoleh dari hipotesis.

c. Menguji Hipotesis
Untuk menguji suatu hipotesis umumnya dilakukan percobaan(eksperimen). Akan tetapi, ada juga hipotesis yang diuji dengan pengamatan saja atau studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan dengan membandingkan berbagai sumber pustaka.

d. Mengumpulkan data
Data yang diperoleh dapat disajikan dengan berbagai bentuk, seperti tabel atau grafik. Penyusunan data yang benar akan memudahkan orang lain untuk membaca, menganalisis, dan menarik kesimpulan.

e. Menarik Kesimpulan
Kesimpulan merupakan kalimat yang meringkas suatu hasil percobaan yang telah dilakukan. Ketika Anda menarik kesimpulan, Anda harus memutuskan apakah data yang Anda peroleh mendukung hipotesis yang dibuat atau tidak. Anda mungkin perlu mengulang beberapa kali percobaan
untuk dapat menarik sebuah kesimpulan.

f. menguji kesimpulan
Proses ilmiah merupakan suatu proses yang berulang. Ketidakberhasilanuntuk membentuk hipotesis  yang menarik, dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali objek yang sedang dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik dan teruji dapat
membuat ilmuwan mempertimbangkan hipotesis tersebut atau definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek penelitian itu.

cukup sekian dan terimakasi telah mengunjungi blog saya

apa yang dimaksud dengan bioteknologi


pada zaman sekarang ini banyak produk dan jasa yang di gunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan nya seperti kesehatan dan pangan.banyak dari kebutuhan tersebut yang diproleh dari boiteknologi.

membahas tentang boiteknologi apasih bioteknologi itu? 

apa saja mikroorganisme yang berperan dalam mengolah bahan makanan? 

bagaimana peranan mikroorganisme dalam pengolahan logam  ?

dan manfaat apa saja keuntungan dari bioteknologi itu?



bioteknologi merupakan pemanfaat mikro organisme ( produk dan jasa ) untuk kesejahteraan manusia. dalam kehidupan sehari - hari manusia banyak sekali menggunkan produck-produck seperti:
pembuatan tempe yang dibantu oleh jamur rhizopus orizae dan rhizorpus oligorpus,
pembuatan oncom yang dibantu mikro organisme neuspora crosa, 
pembuatan nata decoco yang dibantu mikroorganisme acetobacteri xylinum

tidak hanya mebantu dalam pembuatan makanan, bioteknologi juga membantu manusia dalam pengolahan logam. berikut merupakan proses pengolahan logam oleh bioteknologi

pertama thiobacillus ferrooxidans akan menghasilkan asam sulfat dan besi sufat yang dapat menghacurkan batuan disekeliling dan melepas logam - logam mineral. kemudian aktivitas bacteri ini akan mengubah tembaga sulfida yang akan larut menjadi tembaga sulfat yang larut dalam air. selanjut nya mengalir melalui batuan tembaga sulfat akan terbawa dan lambat laun terkumpul sebagai logam.

membaca kutipan diatas kita mengetahui bahwa banyak sekali manfaat bioteknologi dalam kehidupan manusia, tidak hanya itu banyak manfaat lain dari bioteknologi seperti :

  1. untuk diaknosa penyakit 
  2. tes kehamilan
  3. untuk mengobati alergi auto imuntasi dan,
  4. membantu penolakan setelah pencakokan organ.


cukup sekian dan terimakasi, apabila ada kritik dan saran tolong tinggalkan komentar dibawah.



cara mengirim file ke laptop tanpa kabel data

Cara mengirim file dari hp ke laptop/computer tanpa kabel data

baiklah kali ini admin akan memberi tips bagaimana mengirim file ke laptop tanpa kabel data. Sebelum itu, kamu harus punya aplikasi xender. Kenapa exender? Karena xender apliksi yang mudah digunakan dan cepat dalam mengirim file.

Oke langsung aja liat cara nya

1. buka aplikasi exender di smartphone kalian




2. cari sambungkan ke pc

3.pilih buat hostpot setelah itu buka wifi pada laptop/computer kalian kemudian hubungkan dengan hostpot tadi.

4.setelah terhubung masuk pada browser opera atau google croem dan sebagai nya


5.kemudian masukan alamat yang muncul pada smartphone kalian bisanya http://192.168.43.1:33455

6.kemudian tinggal di accept.

Bagi kalian yang kabel data nya rusak dapat menggunakan cara di atas dari pada beli kabel data baru mending uang nya di tabung☺☺.
 cukup sekian postingan admin kali ini semoga bermanfaat




makalah cerita mahabrata


BAB I
PENDAHULUAN
 1.1 Latar Belakang
Mahabharata merupakan kisah kilas balik yang dituturkan oleh Resi
Wesampayana untuk Maharaja
Janamejaya yang gagal mengadakan upacara korban ular. Sesuai dengan permohonan Janamejaya, kisah tersebut merupakan kisah raja-raja besar yang berada di garis keturunan Maharaja Yayati, Bharata, dan Kuru, yang tak lain merupakan kakek moyang Maharaja Janamejaya. Kemudian Kuru menurunkan raja-raja
Hastinapura yang menjadi tokoh utama Mahabharata. Mereka adalah
Santanu, Chitrāngada, Wicitrawirya,
Dretarastra, Pandu, Yudistira, Parikesit dan Janamejaya.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk:
1.Mengetahui siapa pengarang cerita mahabarata.
2.Mengetahui secara ringkas cerita Mahabarata
3.Mampumengetahui silsilah keluarga Bharata
4.Mampu memahami bagian-bagian yang terdapat dalam cerita Mahabarata.
5.Mampu mengetahui pengaruh cerita Mahabarata pada bangsa Indonesia.
6.Mengetahui nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita Mahabarata.













BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KITAB SABHAPARWA
Sabhaparwa adalah buku kedua Mahabharata. Buku ini menceritakan alasan mengapa sang Pandawa Lima ketika diasingkan dan harus masuk ke hutan serta tinggal di sana selama 12 tahun dan menyamar selama 1 tahun. Di dalam buku ini diceritakan bagaimana mereka berjudi dan kalah dari Duryodana.
>>Niat licik Duryodana dan Sangkuni
Semenjak pulang dari Indraprastha, Duryodana sering termenung memikirkan usaha untuk mendapatkan kemegahan dan kemewahan yang ada di Indraprastha. Ia ingin sekali mendapatkan harta dan istana milik Pandawa. Namun ia bingung bagaimana cara mendapatkannya. Terlintas dalam benak Duryodana untuk menggempur Pandawa, namun dicegah oleh Sangkuni.
Sangkuni berkata, “Aku tahu Yudistira suka bermain dadu, namun ia tidak tahu cara bermain dadu dengan akal-akalan. Sementara aku adalah rajanya main dadu dengan akal-akalan. Untuk itu, undanglah dia, ajaklah main dadu. Nantinya, akulah yang bermain dadu atas nama anda. Dengan kelicikanku, tentu dia akan kalah bermain dadu denganku. Dengan demikian, anda akan dapat memiliki apa yang anda impikan”.
Duryodana tersenyum lega mendengar saran pamannya. Bersama Sangkuni, mereka mengajukan niat tersebut kepada Dretarastra untuk mengundang Pandawa main dadu. Duryodana juga menceritakan sikapnya yang iri dengan kemewahan Pandawa. Dretarastra ingin mempertimbangkan niat puteranya tersebut kepada Widura, namun karena mendapat hasutan dari Duryodana dan Sangkuni, maka Dretarastra menyetujuinya tanpa pertimbangan Widura.
>>Pandawa dan Korawa main Dadu
Dretarastra menyiapkan arena judi di Hastinapura, dan setelah selesai ia mengutus Widura untuk mengundang Pandawa bermain dadu di Hastinapura. Yudistira sebagai kakak para Pandawa, menyanggupi undangan tersebut. dengan disertai para saudaranya beserta istri dan pengawal, Yudistira berangkat menuju Hastinapura. Sesampainya di Hastinapura, rombongan mereka disambut dengan ramah oleh Duryodana. Mereka beristirahat di sana selama satu hari, kemudian menuju ke arena perjudian.
Yudistira berkata, “Kakanda Prabu, berjudi sebetulanya tidak baik. Bahkan menurut para orang bijak, berjudi sebaiknya dihindari karena sering terjadi tipu-menipu sesama lawan”. Setelah mendengar perkataan Yudistira, Sangkuni menjawab, “Maaf paduka Prabu. Saya kira jika anda berjudi dengan Duryodana tidak ada jeleknya, sebab kalian masih bersaudara. Apabila paduka yang menang, maka kekayaan Duryodana tidaklah hilang sia-sia. Begitu pula jika Duryodana menang, maka kekayaan paduka tidaklah hilang sia-sia karena masih berada di tangan saudara. Untuk itu, apa jeleknya jika rencana ini kita jalankan?”
Yudistira yang senang main dadu akhirnya terkena rayuan Sangkuni. Maka permainan dadu pun dimulai. Yudistira heran kepada Duryodana yang diwakilkan oleh Sangkuni, sebab dalam berjudi tidak lazim kalau diwakilkan. Sangkuni yang berlidah tajam, sekali lagi merayu Yudistira. Yudistira pun termakan rayuan Sangkuni.
Mula-mula Yudistira mempertaruhkan harta, namun ia kalah. Kemudian ia mempertaruhkan harta lagi, namun sekali lagi gagal. Begitu seterusnya sampai hartanya habis dipakai sebagai taruhan. Setelah hartanya habis dipakai taruhan, Yudistira mempertaruhkan prajuritnya, namun lagi-lagi ia gagal. Kemudian ia mempertaruhkan kerajaannya, namun ia kalah lagi sehingga kerajaannya lenyap ditelan dadu. Setelah tidak memiliki apa-apa lagi untuk dipertaruhkan, Yudistira mempertaruhkan adik-adiknya. Sangkuni kaget, namun ia juga sebenarnya senang. Berturut-turut Sahadewa, Nakula, Arjuna, dan Bima dipertaruhkan, namun mereka semua akhirnya menjadi milik Duryodana karena Yudistira kalah main dadu.
>>Dropadi dihina di muka umum
Harta, istana, kerajaan, prajurit, dan saudara Yudistira akhirnya menjadi milik Duryodana. Yudistira yang tidak memiliki apa-apa lagi, nekat mempertaruhkan dirinya sendiri. Sekali lagi ia kalah sehingga dirinya harus menjadi milik Duryodana. Sangkuni yang berlidah tajam membujuk Yudistira untuk mempertaruhkan Dropadi. Karena termakan rayuan Sangkuni, Yudistira mempertaruhkan istrinya, yaitu Dewi Dropadi. Banyak yang tidak setuju dengan tindakan Yudistira, namun mereka semua membisu karena hak ada pada Yudistira.
Duryodana mengutus Widura untuk menjemput Dropadi, namun Widura menolak tindakan Duryodana yang licik tersebut. karena Widura menolak, Duryodana mengutus para pengawalnya untuk menjemput Dropadi. Namun setelah para pengawalnya tiba di tempat peristirahatan Dropadi, Dropadi menolak untuk datang ke arena judi. Setelah gagal, Duryodana menyuruh Dursasana, adiknya, untuk menjemput Dropadi. Dropadi yang menolak untuk datang, diseret oleh Dursasana yang tidak memiliki rasa kemanusiaan. Dropadi menangis dan menjerit-jerit karena rambutnya ditarik sampai ke arena judi, tempat suami dan para iparnya berkumpul.
Dengan menangis terisak-isak, Dropadi berkata, “Sungguh saya tidak mengira kalau di Hastina kini telah kehilangan banyak orang bijak. Buktinya, di antara sekian banyak orang, tidak ada seorang pun yang melarang tindakan Dursasana yang asusila tersebut, ataukah, memang semua orang di Hastina kini telah seperti Dursasana?”, ujar Dropadi kepada semua orang yang hadir di balairung. Para orangtua yang mendengar perkataan Dropadi tersebut tersayat hatinya, karena tersinggung dan malu.
Wikarna, salah satu Korawa yang masih memiliki belas kasihan kepada Dropadi, berkata, “Tuan-Tuan sekalian yang saya hormati! Karena di antara Tuan-Tuan tidak ada yang menanggapi peristiwa ini, maka perkenankanlah saya mengutarakan isi hati saya. Pertama, saya tahu bahwa Prabu Yudistira kalah bermain dadu karena terkena tipu muslihat paman Sangkuni! Kedua, karena Prabu Yudistira kalah memperteruhkan Dewi Dropadi, maka ia telah kehilangan kebebasannya. Maka dari itu, taruhan Sang Prabu yang berupa Dewi Dropadi tidak sah!”
Para hadirin yang mendengar perkataan Wikarna merasa lega hatinya. Namun, Karna tidak setuju dengan Wikarna. Karna berkata, “Hei Wikarna! Sungguh keterlaluan kau ini. Di ruangan ini banyak orang-orang yang lebih tua daripada kau! Baliau semuanya tentu tidak lebih bodoh daripada kau! Jika memang tidak sah, tentu mereka melarang. Mengapa kau berani memberi pelajaran kepada beliau semua? Lagipula, mungkin memang nasib Dropadi seperti ini karena kutukan Dewa. cobalah bayangkan, pernahkah kau melihat wanita bersuami sampai lima orang?”
Mendengar perkataan Karna, Wikarna diam dan membisu. Karena sudah kalah, Yudistira dan seluruh adiknya beserta istrinya diminta untuk menanggalkan bajunya, namun hanya Dropadi yang menolak. Dursasana yang berwatak kasar, menarik kain yang dipakai Dropadi. Dropadi berdo’a kepada para Dewa agar dirinya diselamatkan. Sri Kresna mendengar do’a Dropadi. Secepatnya ia menolong Dropadi secara gaib. Sri Kresna mengulur kain yang dikenakan Dropadi, sementara Dursasana yang tidak mengetahuinya menarik kain yang dikenakan Dropadi. Hal tersebut menyebabkan usaha Dursasana menelanjangi Dropadi tidak berhasil. Pertolongan Sri Kresna disebabkan karena perbuatan Dropadi yang membalut luka Sri Kresna pada saat upacara Rajasuya di Indraprastha.
>>Pandawa dibuang ke tengah hutan
Melihat perbuatan Dursasana yang asusila, Bima bersumpah kelak dalam Bharatayuddha ia akan merobek dada Dursasana dan meminum darahnya. Setelah bersumpah, terdengarlah lolongan anjing dan serigala, tanda bahwa malapetaka akan terjadi. Dretarastra mengetahui firasat buruk yang akan menimpa keturunannya, maka ia segera mengambil kebijaksanaan. Ia memanggil Pandawa beserta Dropadi.
Dretarastra berkata, “O Yudistira, engkau tidak bersalah. Karena itu, segala sesuatu yang menjadi milikmu, kini kukembalikan lagi kepadamu. Ma’afkanlah saudara-saudaramu yang telah berkelakuan gegabah. Sekarang, pulanglah ke Indraprastha”.
Setelah mendapat pengampunan dari Dretarastra, Pandawa beserta istrinya mohon diri. Duryodana kecewa, ia menyalahkan perbuatan ayahnya yang mengembalikan harta Yudistira. Dengan berbagai dalih, Duryodana menghasut ayahnya. Karena Dretarastra berhati lemah, maka dengan mudah sekali ia dihasut, maka sekali lagi ia mengizinkan rencana jahat anaknya. Duryodana menyuruh utusan agar memanggil kembali Pandawa ke istana untuk bermain dadu. Kali ini, taruhannya adalah siapa yang kalah harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun, dan setelah masa pengasingan berakhir (yaitu pada tahun ke-13), yang kalah harus menyamar selama 1 tahun. Pada tahun yang ke-14, barulah boleh kembali ke istana.
Sebagai kaum ksatria, Pandawa tidak menolak undangan Duryodana untuk yang kedua kalinya tersebut. Sekali lagi, Pandawa kalah. Sesuai dengan perjanjian yang sah, maka Pandawa beserta istrinya mengasingkan diri ke hutan, hidup dalam masa pembuangan selama 12 tahun. Setelah itu menyamar selama satu tahun. Setelah masa penyamaran, maka para Pandawa kembali lagi ke istana untuk memperoleh kerajaannya.
2.2 Niliai Nilai Yang Terkandung Dalam Cerita Mahabrata
Nilai Kesetiaan / Satya
Cerita Mahabharata mengandung lima nilai kesetiaan (satya) yang diwakili oleh Yudhistira sulung pandawa. Kelima nilai kesetiaan itu adalah : Pertama, satya wacana artinya setia atau jujur dalam berkata-kata, tidak berdusta, tidak mengucapkan kata-kata yang tidak sopan. Kedua, satya hredaya, artinya setia akan kata hati, berpendirian teguh dan tak terombang-ambing, dalam menegakkan kebenaran. Ketiga, satya laksana, artinya setia dan jujur mengakui dan bertanggung jawab terhadap apa yang pernah diperbuat. Keempat, satya mitra, artinya setia kepada teman/sahabat. Kelima, satya semaya, artinya setia kepada janji. Nilai kesetiaan/satya sesungguhnya merupakan media penyucian pikiran. Orang yang sering tidak jujur kecerdasannya diracuni oleh virus ketidakjujuran. Ketidakjujuran menyebabkan pikiran lemah dan dapat diombang-ambing oleh gerakan panca indria. Orang yang tidak jujur sulit mendapat kepercayaan dari lingkungannya dan Tuhan pun tidak merestui.


Nilai Pendidikan
Sistem Pendidikan yang di terapkan dalam cerita Mahabharata lebih menekankan pada penguasaan satu bidang keilmuan yang disesuaikan dengan minat dan bakat siswa. Artinya seorang guru dituntut memiliki kepekaan untuk mengetahui bakat dan kemampuan masing-masing siswanya. Sistem ini diterapkan oleh Guru Drona, Bima yang memiliki tubuh kekar dan kuat bidang keahliannya memainkan senjata gada, Arjuna mempunyai bakat di bidang senjata panah, dididik menjadi ahli panah.Untuk menjadi seorang ahli dan mumpuni di bidangnya masing-masing, maka faktor disiplin dan kerja keras menjadi kata kunci dalam proses belajar mengajar.
Nilai Yajna / Koban Suci dan Keiklasan
Bermacam-macam yajna dijelaskan dalam cerita Mahaharata, ada yajna berbentuk benda, yajna dengan tapa, yoga, yajna mempelajari kitab suci ,yajna ilmu pengetahuan, yajna untuk kebahagiaan orang tua. Korban suci dan keiklasan yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud tidak mementingkan diri sendiri dan menggalang kebahagiaan bersama adalah pelaksanaan ajaran dharma yang tertinggi (yajnam sanatanam).
Kegiatan upacara agama dan dharma sadhana lainnya sesungguhnya adalah usaha peningkatan kesucian diri. Kitab Manawa Dharmasastra V.109 menyebutkan.:
"Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kejujuran (satya), atma disucikan dengan tapa brata, budhi disucikan dengan ilmu pengetahuan (spiritual)".
Nilai-nilai ajaran dalam cerita Mahabharata kiranya masih relevan digunakan sebagai pedoman untuk menuntun hidup menuju ke jalan yang sesuai dengan Veda. Oleh karena itu mempelajari kita suci Veda, terlebih dahulu harus memahami dan menguasai Itihasa dan Purana (Mahabharata dan Ramayana), seperti yang disebutkan dalam kitab Sarasamuscaya sloka 49 sebagai berikut :
"Weda itu hendaknya dipelajari dengan sempurna, dengan jalan mempelajari itihasa dan purana, sebab Weda itu merasa takut akan orang-orang yang sedikit pengetahuannya "
Makna Filosofis Astadasaparwa (Mahabharata)
Tubuh manusia memiliki 10 organ (indriya), yaitu lima organ sensorik ( jinanendriyas) dan lima organ motorik ( karmendriyas), dan sebuah "antahkarana" atau organ/indera internal. Sedangkan organ sensorik dan motorikadalah organ eksternal (bahihkarana). Antahkarana berhubungan langsung dengan tubuh fisik. Antahkarana merupakan bagian intrinsik dari pikiran itu sendiri. Berkat kerja dari bagian inilah pikiran kita bisa merasakan perut yang kosong,dan kemudian merasa lapar. Begitu perut kosong, pikiran mulai mencari makanan, dan hal ini diekspresikan melalui aksi fisik. Jadi terdapat dua bagian, yang satu merupakan bagian intrinsik pikiran, dan satu bagian lagi adalah kesepuluh organ. Yang mendorong terjadinya aktivitas adalah antahkarana. Antahkarana tersusun atas pikiran sadar (conscious) dan bawah sadar (subconscoius). Maka jika antahkarana menginginkan sesuatu, maka tubuh fisiklah yang bekerja menurut keinginan tersebut.
Dalam Sanskrit dikenal enam arah utama yang dinamakan "disha" atau "pradisha": Utara, Selatan, Timur, Barat, Atas, dan Bawah. Juga terdapat empat sudut yang dinamakan "anudisha": Barat Laut (iishana), Barat Daya (agni), Tenggara (vayu) dan Timur Laut (naerta). Jadi seluruhnya ada sepuluh.
Pikiran sesungguhnya buta. Dengan pertolongan "wiweka" (conscience/hati nurani) maka pikiran bisa melihat dan memvisualisasikan sesuatu. Jadi pikiran dapat dilambangkan dengan Dhritarastra (Seorang raja yg buta dalam kisah Mahabharata), dan daya fisik, yaitu kesepuluh organ dapat bekerja dalam sepuluh arah secara simultan. Jadi pikiran memiliki 10 organ X 10 arah = 100 ekpresi eksternal. Dengan kata lain, ke-100 putra Dhritasastra melambangkan seratus ekspresi eksternal ini.
Bagaimana dengan Pandawa
Mereka melambangkan lima faktor fundamental dalam struktur manusia., yaitu :
Sadewa/Sahadeva melambangkan faktor padat, mereprestasikan cakra muladhara (kemampuan untuk menjawab segala sesuatu).
Nakula pada cakra svadhisthana. Nakula berarti "air yang mengalir tanpa memiliki batas". "Na" berarti "Tidak", dan "kula" bararti "batas", melambangkan faktor cair.
Arjuna, melambangkan energi atau daya, faktor cahaya pada cakra manipura, selalu berjuang untuk mempertahankan keseimbangan.
Bima, putra Pandu, adalah faktor udara "vayu", terdapat pada cakra anahata.
Terakhir adalah Yudhisthira, pada cakra vishuddha, dimana terjadi peralihan dari sifat materi ke sifat eterik.
Jadi pada pertempuran antara materialis dan spiritualis, antara materi kasar dan materi halus, Yudhisthira tetap tak terpengaruh."Yudhi sthirah Yudhisthirah" artinya "Orang yang tetap tenang/diam saat pertempuran dinamakan Yudhisthira".
Krsna terdapat pada cakra sahasrara. Jadi ketika kundalinii (Keagungan yang tertidur) terbangkitkan, naik dan menuju perlindungan Krsna dengan bantuan Pandawa, maka Jiiva (unit diri) bersatu dengan Kesadaran Agung. Pandawa menyelamatkan jiiva dan membawanya ke perlindungan Krsna.
Sanjaya adalah menteri-nya Dhritarastra. Sanjaya adalah wiweka(Nalar/pertimbangan). Dhritarastra bertanya kepada Sanjaya, karena ia sendiri tidak bisa melihatnya, "Oh Sanjaya, katakan padaku, dalam perang Kuruksetra dan Dharmaksetra, bagaimana keadaan pihak kita?"
Keseratus putra Dhritarastra, pikiran yang buta, mencoba menguasai jiwa, yang diselamatkan oleh Pandawa melalui pertempuran. Akhirnya kemenangan ada di pihak Pandawa, mereka membawa jiiva ke perlindungan Krsna. Inilah arti filosofis dari Mahabharata.
Kuruksetra adalah dunia tempat melakukan aksi, dunia eksternal, yang menuntut kita terus bekerja. Bekerja adalah perintah. "Kuru" artinya "bekerja", dan ksetra artinya "medan", Dharmaksetra adalah dunia psikis internal. Disini Pandawa mendominasi









BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kitab Sabhaparwa merupakan kitab kedua dari seri Astadasaparwa. Kitab Sabhaparwa menceritakan kisah para Korawa yang mencari akal untuk melenyapkan para
Pandawa. Atas siasat licik
Sangkuni, Duryodana mengajak para Pandawa main dadu. Taruhannya adalah harta, istana, kerajaan, prajurit, sampai diri mereka sendiri. Dalam permainan yang telah disetel dengan sedemikian rupa tersebut, para Pandawa kalah. Dalam kisah tersebut juga diceritakan bahwa
Dropadi ingin ditelanjangi oleh
Dursasana karena menolak untuk menyerahkan pakaiannya. Atas bantuan Sri Kresna , Dropadi berhasil diselamatkan. Pandawa yang sudah kalah wajib untuk menyerahkan segala hartanya, namun berkat pengampunan dari
Dretarastra, para Pandawa mendapatkan kebebasannya kembali. Tetapi karena siasat Duryodana yang licik, perjudian dilakukan sekali lagi. Kali ini taruhannya adalah siapa yang kalah harus keluar dari kerajaannya dan mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun. Pada tahun yang ke-13, yang kalah harus hidup dalam penyamaran selama 1 tahun. Pada tahun yang ke-14, yang kalah berhak kembali ke kerajaannya. Dalam pertandingan tersebut, para Pandawa kalah sehingga terpaksa mereka harus meinggalkan kerajaannya.



makalah cerita ramayana


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perjalanan hidup suatu masyarakat, bangsa atau negara sebenarnya tidak terlepas dari sejarah pemimpin-pemimpinnya Pemimpin memiliki peran yang akan menentukan arah dan jalannya kehidupan masyarakat. Kepemimpinan mereka, mempengaruhi maju mundurnya masyarakat dan pemimpin dan kepemimpinan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Tanpa kepemimpinan seorang pemimpin yang berwibawa akan sulit maju mewujudkan cita-citanya. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kemampuan untuk menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu atau tujuan bersama. Sedangkan kepemimpinan adalah suatu seni untuk menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu atau tujuan bersama. Sukses atau tidaknya kepemimpinan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan sifat yang melekat saja, tetapi juga dipengaruhi oleh sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok yang dipimpinnya. Betapa pun seorang pemimpin pendidikan memiliki sifat kepemimpinan yang baik dan dapat menjalankan fungsi kelompok, tetapi sukses dan tidaknya masih ditentukan juga oleh situasi yang memengaruhi perkembangan kehidupan organisasi lembaga pendidikannya.
Di dalam agama Hindu, cerita-cerita kepemimpinan yang dapat menjadi contoh dan di muat dalam kesusastraan Hindu disebut dengan Itihasa. Itihasa adalah cerita kuno yang mengandung unsur-unsur kepahlawanan dan sistem pemerintahan Hindu di masa lampau. Itihasa dikenal dengan istilah ” Wiracarita ” atau epos kepahlawanan. Itihasa merupakan kaca mata pemimpin hindu dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan dan merupakan pedoman hidup bagi warga beragama hindu. Isi itihasa penuh dengan pantasi, roman, kepahlawanan, disiplin, dan tetologi keagamaan sehingga mempunyai ciri-ciri karya seni atau karya sastra spiritual. Itihāsa adalah suatu bagian dari kesusastraan Hindu yang menceritakan kisah-kisah epik/kepahlawanan para Raja dan ksatria Hindu pada masa lampau dan dibumbui oleh filsafat agama, mitologi, dan makhluk supernatural. Itihāsa berarti “kejadian yang nyata”. Itihāsa yang terkenal ada dua, yaitu Ramayana dan Mahābhārata.
Ramayana adalah sebuah cerita tentang riwayat perjalanan Sri Rama di dunia. Sri Rama sebagai pemeran utama dalam cerita ini sebagai penyelamat dunia dari ancaman adharma yang diperankan Rahwana. Sri Rama dikenal dalam purana sebagai “Awatara Wisnu yang ke-7”. Awatara adalah wujud turunnya Dewa Wisnu untuk menyelamatkan dunia. Ramayana karya sastra yang ditulis oleh Maharsi Walmiki, terdiri dari 24.000 stansa / sloka, terbagi menjadi (tujuh ) bagian dengan istilah ” Sapta Kanda ”.
Dalam makalah ini, kami dari kelompok 4 akan membahas mengenai tokoh pemimpin dalam cerita kepemimpinan yang terkenal Ramayana yakni Sri Rama dan Laksamana.
Tujuan
1. Untuk mengetahui kepemimpinan dalam nitisastra.
2. Untuk mengetahui kepemimpinan Rama dan Laksmana dalam epos Ramayana.
3. Untuk mengetahui kaitan kepemimpinan Rama dan Laksmana dengan nitisastra.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kepemimpinan Dalam Nitisastra
Nitisastra berasal dari kata Niti dan Sastra. Kata Niti berarti kebijaksanaan duniawi, etika sosial politik, tuntunan dan juga berarti ilmu pengetahuan tentang negara atau ilmu bangunan politik berdasarkan ajaran agarna Hindu. Berdasarkan pengertian etimologi di atas, maka pengertian Nitisastra dapat diperluas lagi yaitu ilmu yang beriujuan, untuk membangun suatu negara baik dari segi tata negaranya, tata pemerintahan dan tata kemasyarakatannya. Dalam membangun negara, pemerintah dan masyarakat Nitisastra meletakkan nilai-nilai moral agama Hindu sebagai landasannya. Dalam pengertian ini Nitisastra bukan ilmu pemerintahan suatu negara Hindu tertentu, karena itu Nitisastra yang berlaku secara umum dan teoritis namun juga mengandung nilai-nilai praktis.
Di samping hal tersebut di atas, Nitisastra juga mengandung ajaran kepemimpinan juga bersifat umum dan praktis berlandaskan ajaran agama Hindu. Perlu dijelaskan bahwa Nitisastra ini bukanlah ilmu pengetahuan hanya untuk kalangan negarawan atau politisi saja tetapi juga untuk setiap orang dalam rangka memantapkan pengamalan kehidupan bernegara yang berdasarkan Pancasila. Nitisastra mengajarkan keadaan warga negara pada hukum dan kebijaksanaan negara, menanamkan jiwa patriotisme dan kesadaran untuk membela bangsa dan negara.
Mengingat lingkup Nitisastra demikian luasnya, maka pada uraian selanjutnya akan dibatasi pada ajaran kepemimpinan Hindu di antara Catur Pariksa, Astabrata, Pancadasa Paramiteng Prabhu, Sadvarnaning Nrpati, Panca Upaya Sandhi dan Navanatya.
2.2 Kepemimpinan Rama dan Laksmana Dalam Epos Ramayana
Kitab Ramayana merupakan salah satu Itihāsa yang terkenal. Kitab Ramayana terdiri dari 24.000 sloka dan memiliki tujuh bagian yang disebut Sapta Kanda. Setiap Kanda merupakan buku tersendiri namun saling berhubungan dan melengkapi dengan Kanda yang lain. Kitab Ramayana disusun oleh Rsi Walmiki. Kisah Ramayana termashyur di seluruh dunia. Penyusun cerita ini adalah Bhagawan Walmiki. Sebelum menulis cerita itu, konon beliau bertemu dengan Bhagawan Naradha. Walmiki bertanya kepada Naradha, siapakah pahlawan besar di dunia ini. Naradha menjelaskan, bahwa Rama adalah pahlawan besar di dunia ini. Naradha lalu menjelaskan cerita itu. Berkat kekuatan batin Walmiki, beliau lalu berhasil menyusun puisi berbait- bait dan tersusunlah Wiracarita Ramayana. Ketika akan menyusun epos besar itu, Dewa Brahma pun berkata:
“ yawat sthasyanti girayah saritas qa mahitele
tawat Ramayanakatha lokequ pragarissyati”
artinya : “ Selama bukit berdiri tegak dan sungai
mengalir ria, maka kisar Ramayana tiadakan sirna”.
Menurut beberapa sumber Ramayana benar- benar terjadi. Jadi ia merupakan sejarah, bukan hanya sekedar dongeng. Peristiwanya konon terjadi pada zaman Tretayuga, zaman kedua dalam Catur Yuga. Kini, wiracarita itu bisa ditemukan dimana- mana. Di buku komik, buku prosa, kaset, film dan televisi. Di Bali, cerita itu dipentaskan dalam bentuk wayang kulit, wayang wong, drama tari maupun sendratari.
Ramayana Jawa Kuno memiliki 2 (dua) versi, yaitu Kakawin dan Prosa, yang bersumber dari naskah India yang berbeda, yang perbedaan itu terlihat dari akhir cerita. Selain kedua versi itu, terdapat yang lain yaitu Hikayat Sri Rama, Rama Keling dan lakon-lakon.
Cerita Ramayana semakin diterima di Jawa, setelah melalui pertunjukan wayang (wayang orang, wayang kulit purwa termasuk sendratari). Tapi ia kalah menarik dengan wayang yang mengambil cerita Mahabharata, karena tampilan ceritanya sama sekali tidak mewakili perasaan kaum awam (hanya pantas untuk kaum Brahmana dan Satria) walau jika dikaji lebih mendalam, cerita Ramayana sebenarnya merupakan simbol perjuangan rakyat merebut kemerdekaan negerinya.
Bahwa cerita Ramayana tidak bisa merebut hati kaum awam Jawa seperti Mahabharata, antara lain disebabkan:
1. Ceritanya dipenuhi oleh lambang-lambang dan nasehat-nasehat kehidupan para bangsawan dan penguasa negeri, yang perilaku dan tindakannya tidak membaur di hati kaum awam;
2. Ramayana adalah raja dengan rakyat bangsa kera yang musuhnya bangsa raksasa dengan rakyat para buta breduwak dan siluman;
3. Kaum awam memiliki jalan pikiran yang relatif sangat sederhana, dan berharap pada setiap cerita berakhir pada kebahagiaan.
Ramayana karya sastra yang ditulis oleh Maharsi Walmiki, terdiri dari 24.000 stansa / sloka, terbagi menjadi 7 ( tujuh ) bagian dengan istilah ” Sapta Kanda ” bagian-bagiannya antara lain :
1. Bala Kanda
Dalam cerita ini mengisahkan Sang Prabu Dasarata mempunyai 3 ( tiga ) orang istri/permaisuri beserta dengan anak-anaknya yaitu :
1) Dewi Kosalya dengan putra Sang Rama Dewa.
2) Dewi Kekayi dengan putra Sang Bharata.
3) Dewi Sumitra dengan putranya Sang Laksamana dan Sang Satrugna.
Juga diceritakan kemenangan Ramadewa mengikuti sayembara di Matila sehingga mendapatkan istri Dewi Sita anak dari Prabu Janaka.
2. Ayodya Kanda
Setelah Sang Ramadewa berhasil memperistri Dewi Sita, maka sepulang dari Matila Prabhu Dasarata ingin menyerahkan kerajaan ayodya kepada Ramadewa , tetapi terhalang oleh Dewi Kekayi mengingat janjinya di tengah hutan terdahulu . Karena bijaksananya Ramadewa keesokan harinya pergi ke hutan dengan istrinya (Dewi Sita), diikuti oleh adiknya ”Sang Laksamana“. Pada saat itu pula terdengar oleh Sang Bharata, akhirnya Bharata menolak permintaan ibunya, langsung ke hutan mencari Ramadewa, karena satya wacana (setia pada perkataannya) akhirnya Rama dewa menyerahkan terompah (alas kaki) sebagai simbul Sang Rama selama perjalanan ke hutan pertapa.
3. Aranyaka Kanda
Setelah sampai di hutan Citra Kuta , sering dikunjungi para pertapa untuk meminta bantuan dari gangguan raksasa. Sempat pula diganggu oleh raksasa surpanaka karena melihat ketampanan rama dan laksamana, karena tidak sabar mendapatkan godaan, hidung surpanaka dipotong oleh Laksamana. Karena kesalnya Surpanaka melapor kepada kakaknya yaitu Rahwana. Akhirnya rahwana mengutus Marica untuk mematai-matai Rama dengan berubah wujud menjadi Kijang mas. Sempat Ramadewa terseret oleh tipuan marica, karena permintaan Sita yang menginginkan kijang itu, sedangkan Sita dijaga oleh Laksamana . Karena tipuan marica juga membua Sita panik dan menyuruh Laksamana membantu Ramadewa, ditinggalkah Sita sendiri tetapi dengan kekuatannya Laksamana sempat membuat sengker / garis dengan kekuatan pelindung, sipapun tidak akan bisa melewati termasuk dewa. Karena itu Rahwana berubah wujud menjadi Bhiku untuk menarik simpati Sita. Akhirnya Sita keluar dari pelindung yang dibuat Laksamana kemudian diculiklah Sita dan dibawa ke Alengka.
4. Kiskinda Kanda
Setelah Sita dilarikan oleh oleh Rahwana ke Alengka, Rama dan Laksamana begitu tidak melihat Sita di pasraman langsung mencarinya ke tengah hutan. Sampai di perjalanan bertemu dengan Burung Jatayu dalam keadaan luka parah pada saat bertempur untuk merebut dan menolong Sita dari tangan Rahwana. Akhirnya Jatayu memilih untuk mati, karena kebaikannya dia diberi pengentas ke sorga oleh Ramadewa dengan sebuah panahnya. Kemudian melanjutkan perjalanannya, bertemu Sugriwa untuk meminta bantuan agar dapat mengalahkan Subali dalam memperebutkan Dewi Tara. Ramadewa kemudian mebantu Sugriwa untuk mengalahkan Subali dan dapat dikalahkan. Sugriwa setelah aman kemudian membantu untuk membalas jasa, Rama dalam mencari Dewi Sita.
5. Sundara Kanda
Dalam pencarian Sita, Anoman diutus sebagai duta untuk menyelidiki Sita ke Alengka, dia berhasil menemui Sita dan memberi cerita bahwa segera dijemput ke Alengka. Selesai bercerita dengan Sita, anoman sempat ditangkap tetapi dengan kesaktianya melepaskan diri dan sempat membakar Alengka sampai hangus.
Kemudian Anoman kembali melaporkan keadaan Sita kepada Rama. Sugriwa langsung menyusun siasat agar dapat menyebrangi lautan ke Alengka dengan membuat jembatan yang disebut dengan Titi Banda.
6. Yudha Kanda
Setelah jembatan Banda berhasil dibuat / dibangun, Sugriwa mengerahkan pasukan keranya untuk menggempur Alengka. Pertempuran yang sengit antara kedua pasukan, dan pertempupan yang hebat terjadi antara Rama dan Rahwana , tetapi dimenangkan oleh Rama. Wibisana juga membantu. Mengingat jasa Wibisana sangat besar akhirnya diangkat menjadi raja Alengka. Kemudian Rama, Sita, dan Laksamana diiringi oleh tentara kera kembali ke Ayodya. Setibanya di Ayodyapura disambut oleh sang Bharata dan langsung dinobatkan sebagai raja Ayodya.
7. Uttara Kanda
Setibanya di kerajaan dan sudah lama memerintah ada seorang rakyat menyangsikan keberadaan Sita waktu disekap oleh Rahwana. Akhirnya Ramadewa menyuruh Laksamana untuk mengantarkan Sita ke hutan dan dipungut oleh Maharesi Walmiki dalam keadaan mengandung.
Akhirnya tidak begitu lama Dewi Sita melahirkan dua orang anak laki-laki kembar diberi nama Kusa dan Lawa. Setelah besar di didik oleh Maharsi Walmiki ilmu perang, ilmu pemerintahan, dan nyanyian Ramayana. Setelah Kusa dan Lawa dewasa terdengar di Ayodya diselenggarakan upacara ” Aswameda ” yaitu pelepasan kuda berhias diiringi oleh prajurit, setiap yang berani menghalangi perjalanan akan berhadapan dengan Ramadewa. Tanpa disadari kuda itu melewati tempat Kusa dan Lawa. Kemudian melihat kuda berhias dipeganglah kuda itu dan ditangkapnya . Terjadilah pertempuram sengit antara Ramadewa dengan Kusa dan Lawa, dan tidak ada yang menang atau kalah. Hal ini terlihat lalu dihentikan oleh walmiki. Barulah diceritakan bahwa mereka berdua adalah anak Rama. Diajaklah ke Ayodya dan dinobatkan sebagai raja Ayodya. Setelah beberapa lama Ramadewa kembali ke Wisnuloka dan Sita kembali ke Ibu Pertiwi.
Untuk mengetahui cerita Ramayana, kami akan menceritakan sekilas cerita tersebut. Diceritakan seorang Prabu Dasarata Kerajaan Kosala beribukota Ayodhya yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi, dan Sumitra. Dari Dewi Kosalya, lahirlah Sang Rama. Dari Dewi Kekayi, lahirlah Sang Bharata. Dari Dewi Sumitra, lahirlah putera kembar, bernama Lesmana dan Satrugna. Keempat pangeran tersebut sangat gagah dan mahir bersenjata.
Pada suatu hari, Resi Wiswamitra meminta bantuan Sang Rama untuk melindungi pertapaan di tengah hutan dari gangguan para raksasa. Setelah berunding dengan Prabu Dasarata, Resi Wiswamitra dan Sang Rama berangkat ke tengah hutan diiringi Sang Lesmana. Selama perjalanannya, Sang Rama dan Lesmana diberi ilmu kerohanian dari Resi Wiswamitra. Mereka juga tak henti-hentinya membunuh para raksasa yang mengganggu upacara para Resi. Ketika mereka melewati Mithila, Sang Rama mengikuti sayembara yang diadakan Prabu Janaka. Ia berhasil memenangkan sayembara dan berhak meminang Dewi Sinta, puteri Prabu Janaka. Dengan membawa Dewi Sinta, Rama dan Laksamana kembali pulang ke Ayodhya.
Prabu Dasarata yang sudah tua, ingin menyerahkan tahta kepada Rama. Atas permohonan Dewi Kekayi, Sang Prabu dengan berat hati menyerahkan tahta kepada Bharata sedangkan Rama harus meninggalkan kerajaan selama 14 tahun. Bharata menginginkan Rama sebagai penerus tahta, namun Rama menolak dan menginginkan hidup di hutan bersama istrinya dan Lesmana. Akhirnya Bharata memerintah Kerajaan Kosala atas nama Sang Rama.
Dikisahkan ada seorang raja Alengkadiraja yaitu Prabu Rahwana, yang juga sedang kasmaran, namun bukan kepada Dewi Sinta tetapi dia ingin memperistri Dewi Widowati. Dari penglihatan Rahwana, Sinta dianggap sebagai titisan Dewi Widowati yang selama ini diimpikannya. Dalam sebuah perjalanan Rama dan Shinta dan disertai Lesmana adiknya, sedang melewati hutan belantara yang dinamakan hutan Dandaka, si raksasa Prabu Rahwana mengintai mereka bertiga, khususnya Sinta. Rahwana ingin menculik Shinta untuk dibawa ke istananya dan dijadikan istri, dengan siasatnya Rahwana mengubah seorang hambanya yang bernama Marica menjadi seekor kijang kencana.
Dengan tujuan memancing Rama pergi memburu kijang jadi-jadian itu, karena Dewi Sinta menginginkannya. Dan memang benar setelah melihat keelokan kijang tersebut, Sinta meminta Rama untuk menangkapnya. Karena permintaan sang istri tercinta maka Rama berusaha mengejar kijang seorang diri sedang Shinta dan Laksamana menunggu.
Setelah cukup lama ditinggal berburu, Sinta mulai mencemaskan Rama, maka Sintapun meminta Lesmana untuk mencarinya. Sebelum meninggalkan Sinta seorang diri Lesmana tidak lupa membuat perlindungan guna menjaga keselamatan Sinta yaitu dengan membuat lingkaran magis. Dengan lingkaran ini Shinta tidak boleh mengeluarkan sedikitpun anggota badannya agar tetap terjamin keselamatannya, jadi Shinta hanya boleh bergerak-gerak sebatas lingkaran tersebut. Setelah kepergian Lesmana, Rahwana mulai beraksi untuk menculik, namun usahanya gagal karena ada lingkaran magis tersebut. Rahwana mulai cari siasat lagi, caranya ia menyamar dengan mengubah diri menjadi seorang brahmana tua dan bertujuan mengambil hati Shinta untuk memberi sedekah. Ternyata siasatnya berhasil membuat Sinta mengulurkan tangannya untuk memberi sedekah, secara tidak sadar Shinta telah melanggar ketentuan lingkaran magis yaitu tidak diijinkan mengeluarkan anggota tubuh sedikitpun. Saat itu juga Rahwana tanpa ingin kehilangan kesempatan ia menangkap tangan dan menarik Sinta keluar dari lingkaran. Selanjutnya oleh Rahwana, Sinta dibawa pulang ke istananya di Alengka. Saat dalam perjalanan pulang itu terjadi pertempuran dengan seekor burung Garuda yang bernama Jatayu yang hendak menolong Dewi Sinta. Jatayu dapat mengenali Sinta sebagai puteri dari Janaka yang merupakan teman baiknya, namun dalam pertempuan itu Jatayu dapat dikalahkan Rahwana.
Disaat yang sama Rama terus memburu kijang kencana dan akhirnya Rama berhasil memanahnya, namun kijang itu berubah kembali menjadi raksasa. Dalam wujud sebenarnya Marica mengadakan perlawanan pada Rama sehingga terjadilah pertempuran antar keduanya, dan pada akhirnya Rama berhasil memanah si raksasa. Pada saat yang bersamaan Lesmana berhasil menemukan Rama dan mereka berdua kembali ke tempat semula dimana Shinta ditinggal sendirian, namun sesampainya ditempat Sinta tidak ditemukan. Selanjutnya mereka berdua berusaha mencarinya dan bertemu Jatayu yang luka parah, Rama mencurigai Jatayu yang menculik dan dengan penuh emosi ia hendak membunuhnya tapi berhasil dicegah oleh Lesmana. Dari keterangan Jatayu mereka mengetahui bahwa yang menculik Sinta adalah Rahwana. Setelah menceritakan semuanya akhirnya si burung garuda ini meninggal.
Rama yang mengetahui istrinya diculik segera mencari Rahwana ke Kerajaan Alengka atas petunjuk Jatayu sebelum meninggal. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan Sugriwa, Sang Raja Kiskendha. Atas bantuan Sang Rama, Sugriwa berhasil merebut kerajaan dari kekuasaan kakaknya, Subali. Untuk membalas jasa, Sugriwa bersekutu dengan Sang Rama untuk menggempur Alengka. Dengan dibantu Hanuman paman dari Sugriwa dan ribuan pasukan wanara (kera), mereka menyeberangi lautan untuk menggempur Alengka.
Taman Argasoka adalah taman kerajaan Alengka tempat dimana Sinta menghabiskan hari-hari penantiannya dijemput kembali oleh sang suami. Dalam Argasoka, Sinta ditemani oleh Trijata kemenakan Rahwana, selain itu juga Trijata berusaha membujuk Sinta untuk bersedia menjadi istri Rahwana. Karena sudah beberapa kali Rahwana meminta dan memaksa Sinta menjadi istrinya tetapi ditolak, sampai-sampai Rahwana habis kesabarannya yaitu ingin membunuh Sinta namun dapat dicegah oleh Trijata. Di dalam kesedihan Sinta di taman Argasoka ia mendengar sebuah lantunan lagu oleh seekor kera putih yaitu Hanuman yang sedang mengintainya. Setelah kehadirannya diketahui Sinta, segera Hanuman menghadap untuk menyampaikan maksud kehadirannya sebagai utusan Rama.
Setelah selesai menyampaikan maksudnya Hanuman segera ingin mengetahui kekuatan kerajaan Alengka.Caranya dengan membuat keonaran yaitu merusak keindahan taman, dan akhirnya Hanuman tertangkap oleh Indrajid putera Rahwana dan kemudian dibawa ke Rahwana. Akhirnya Hanuman dijatuhi hukuman yaitu dengan dibakar hidup-hidup, tetapi Hanuman berhasil meloloskan diri dan membakar kerajaan Alengka. Sekembalinya dari Alengka, Hanuman menceritakan semua kejadian dan kondisi Alengka kepada Rama. Setelah menerima laporan itu, maka Rama memutuskan untuk berangkat menyerang kerajaan Alengka dan diikuti pula oleh pasukan kera pimpinan Hanuman.
Setibanya di istana Alengkadiraja terjadilah peperangan, dimana awalnya pihak Alengka dipimpin oleh Indrajid. Dalam pertempuran ini Indrajid dapat dikalahkan dengan gugurnya Indrajit. Alengka terdesak oleh bala tentara Rama, maka Rahwana minta bantuan Kumbakarna raksasa yang bijaksana. Kumbakarna menyanggupi tetapi bukannya untuk membela kakaknya yang angkara murka, namun demi untuk membela bangsa dan negara Alengkadiraja. Dalam pertempuran ini pula Kumbakarna dapat dikalahkan dan gugur sebagai pahlawan bangsanya. Dengan gugurnya sang adik, akhirnya Rahwana menghadapi sendiri Rama. Pada akhir pertempuran ini Rahwana juga dapat dikalahkan seluruh pasukan pimpinan Rama. Rahwana yang memiliki ajian rawarontek tidak dapat dibunuh kecuali tubuhnya tidak menyentuh tanah. Rahwana akhirnya terkena panah pusaka Rama dan Rahwana melarikan diri tetapi kemudian dia dihimpit gunung Sumawana yang dibawa Hanuman.
Setelah semua pertempuran yang dahsyat itu, dengan kekalahan dipihak Alengka maka Rama dengan bebas dapat memasuki istana dan mencari sang istri tercinta. Dengan diantar oleh Hanuman menuju ke taman Argasoka menemui Sinta, akan tetapi Rama menolak karena menganggap Sinta telah ternoda selama Sinta berada di kerajaan Alengka. Maka Rama meminta bukti kesuciannya, yaitu dengan melakukan bakar diri. Karena kebenaran kesucian Sinta dan pertolongan Dewa Api, Sinta selamat dari api. Dengan demikian terbuktilah bahwa Shinta masih suci dan akhirnya Rama menerima kembali Shinta dengan perasaan haru dan bahagia. Dan akhir dari kisah ini mereka kembali ke istananya. Sementara Lesmana diminta memimpin kerajaan Alengka.
Dengan cerita singkat dari Ramayana itu kita dapat melihat karakter kepemimpinan pada Rama adalah putra sulung Dasaratha dari hasil pernikahannya dengan Dewi Kosalya. Rama diyakini sebagai awatara atau penjelmaan Wisnu. Istrinya Dewi Sita. Ketika lahir, Washistha memberi nama Ramayana yang artinya kereta perata jalan. Resi Riasringan memberi nama Ramadewa karena penjelmaan dewa. Yogiswara memberi nama Ramawijaya. Wiswamitra memberi nama Ramabadra atau Ramachandra karena berwajah lembut selembut cahaya bulan. Akan halnya Dasaratha memberi nama Ramaragawa ( Supartha, 2003:41). Rama adalah seorang raja legendaris yang terkenal dari India yang konon hidup pada zaman Tretayuga, keturunan Dinasti Surya atau Suryawangsa. Ia berasal dari Kerajaan Kosala yang beribukota Ayodhya. Ia merupakan awatara Dewa Wisnu yang ketujuh yang turun ke bumi pada zaman Tretayuga. Sosok dan kisah kepahlawanannya yang terkenal dituturkan dalam sebuah sastra Hindu Kuno yang disebut Ramayana, tersebar dari Asia Selatan sampai Asia Tenggara. Terlahir sebagai putera sulung dari pasangan Raja Dasarata dengan Kosalya, ia dipandang sebagai Maryada Purushottama, yang artinya “Manusia Sempurna”. Setelah dewasa, Rama memenangkan sayembara dan beristerikan Dewi Sita, inkarnasi dari Dewi Laksmi. Rama memiliki anak kembar, yaitu Kusa dan Lawa.
Rama juga seorang kesatria mandraguna, yang mahir dalam memanah dan berhati welas asih. Ia memiliki kepribadian yang teguh serta kemampuan yang keras. Disamping itu Rama memiliki sifat pantang menyerah dan kemauan yang kuat dilihat dari perjuangan Rama dalam mencari dewi sinta sampai ke Alengka melawan Rahwana.
Sedangkan Laksmana adalah adik tiri Rama, putra Dasaratha dari hasil perkawinan dengan Dewi Sumithra. Nama lainnya, Sumithratenaya. Ia disebut sebagai titisan Dewa Suman, bagian dari Dewa Wisnu sendiri. Jika Wisnu apinya, Suman sebagai nyalanya. Lakshmana sangat setia mendampingi Rama. Cerita versi Bali disebutkan, Lakshmana tidak kawin seumur hidup, karena ia diberi julukan Truna Lakshmana ( Supartha, 2003:35-36).
Laksmana adalah tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana, putera Raja Dasarata dan merupakan adik tiri dari Rama, pangeran kerajaan Kosala. Lebih sering orang menyebutkan namanya Laksana Menurut kitab Purana, Laksmana merupakan penitisan Sesa. Shesha adalah ular yang mengabdi kepada Dewa Wisnu dan menjadi ranjang ketika Wisnu beristirahat di lautan susu. Shesha menitis pada setiap awatara Wisnu dan menjadi pendamping setianya. Dalam Ramayana, ia menitis kepada Laksmana sedangkan dalam Mahabharata, ia menitis kepada Baladewa. Laksamana yaitu merupakan putera ketiga Raja Dasarata yang bertahta di kerajaan Kosala, dengan ibukota Ayodhya. Kakak sulungnya bernama Rama, kakak keduanya bernama Bharata, dan adiknya sekaligus kembarannya bernama Satrugna. Laksamana yang setia pada kakaknya meskipun si Rama adalah kakak tirinya. Di antara saudara-saudaranya, Laksmana memiliki hubungan yang sangat dekat terhadap Rama. Mereka bagaikan sebuah prangko dengan surat yang tak terpisahkan. Ketika Rama menikah dengan Sita, Laksmana juga menikahi adik Dewi Sita yang bernama Urmila. Laksamana pernah dituduh oleh Dewi Sinta karena menyukainya, akan tetapi bersumpah pada dirinya sendiri bahwa ia tak akan menikah seumur hidup.
Demikianlah karakter kedua tokoh dalam cerita Ramayana yakni Rama dan Laksmana adalah Rama yang tampan, lemah lembut, gagah, baik hati, berjiwa satria, arif dan bijaksana memiliki istri yang bernama Dewi Shinta yang berparas cantik, setia, baik hati, welas asih. Dan Laksmana yang tampan, gagah, baik hati, berjiwa satria, arif dan bijaksana.
2.3 Kaitan Kepemimpinan Rama dan Laksmana dengan Nitisastra
Seperti yang kita ketahui bersama karakter kepemimpinan Rama dan Laksamana dalam cerita terkenal Ramayana itu memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan ajaran-ajaran Nitisastra dalam kepemimpinan agama Hindu.
Nilai-nilai ajaran agama Hindu yang ada dalam cerita Ramayana, antara lain:
1. Satya mitra dan Satya Wacana, Rama yang setia akan kata-katanya kepada ayahnya bahwa ia akan menyerahkan tahtanya kepada Barata demi janji ayahnya, selain itu terlihat dari kesetiaan Sugriwa terhadap janjinya kepada Rama.
2. Guru Bhakti dan Pitra yajna, diperlihatkan dari rasa bhaktinya Rama terhadap Orang tuanya sehingga bersedia untuk mengasingkan diri kehutan.
3. Satya Semaya, diperlihatkan pada kesetiaan Dasarata dalam menepati janjinya pada Dewi Keykayi sampai harus meninggal dunia.
4. Dharma Negara, diperlihatkan oleh Rama yang rela membuang istrinya kehutan demi kedamaian rakyatnya selain itu juga terlihat dari Kumbakarna yang dengan sepenuh hati hingga mengorbankan nyawa untuk membela Negaranya.
5. Dharma Agama, diperlihatkan oleh Wibisana yang menentang kakaknya demi membela kebenaran.
Rama adalah seorang ksatria yang sakti mandraguna, mahir memanah, dan berhati welas asih. Kalau sudah memiliki kemauan, tidak mudah menyerah Rama adalah simbolisasi dari kebijaksanaan. Sedangkan Laksmana adik Rama yang sangat setia kepada kakaknya. Dewi Sita pernah menuduhnya menyukai dirinya. Karena itu, Lakshmana bersumpah tidak akan menikah seumur hidupnya. Laksamana adalah perlambang kesetiakawanan
Dari cerita di atas dapat kita analisis bahwa cerita tersebut erat kaitannya dengan ajaran kepemimpinan dalam Agama Hindu atau yang sering disebut dengan Asta Brata, Asta Brata merupakan 8 konsep ajaran kepemimpinan atau leadership Agama Hindu. Dalam Parisada Hindu Dharma Indonesia, Asta Brata dijelaskan bahwa asal kata dari Asta Brata terdiri dari dua suku kata yaitu : asta berarti 8, sedangkan brata (atau ejaan yang dipersamakan beratha, bratha dan berata) adalah sikap atau laku. Jadi “Asta Brata” merupakan 8 (delapan) ajaran, filsafat atau ilmu kepemimpinan yang mulia dari warisan tanah Nusantara yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas sebagai seorang pemimpin.
Kedelapan ilmu kepemimpinan tersebut terdiri dari :
1. Surya atau mentari.
Dia memancarkan sinar terang sebagai sumber kehidupan yang membuat semua mahluk tumbuh dan berkembang. Analogi ini mengharapkan seorang pemimpin untuk mampu menumbuhkembangkan daya hidup rakyatnya untuk membangun bangsa dan negara, dengan memberikan bekal lahir dan bathin untuk dapat berkarya secara maksimal menurut swadharma atau bidang tugasnya masing-masing. Jika di kaitkan dengan sifat kepemimpian Rama yaitu Rama yang selalu menjadi penerang bagi seluruh rakyatnya hingga ia sangat di hormati oleh rakyanya.
2. Candra atau rembulan.
Memancarkan sinar di kegelapan malam. Cahaya rembulan yang lembut akan mampu menumbuhkan semangat dan harapan di tengan kegelapan. Seorang pemimpin hendaknya mampu memberikan dorongan atau motivasi untuk membangkitkan semangat rakyatnya, walau dalam kelamnya duka karena bencana. Dikaitkan dengan kepemimpinan Rama yaitu dapat dilihat dari sikap Rama yang dengan tegas mengambil keputusan demi kesejahteraan rakyatnya tanpa mementingkan kepentingan pribadi.
3. Kartika atau bintang.
Memberikan sinar indah kemilau, jauh di langit, sehingga dapat menjadi petunjuk arah bagi yang memerlukan. Seorang pemimpin harus mampu menjadi teladan untuk berbuat kebaikan. Tak pernah ragu menjalankan keputusan yang disepakati, serta tidak mudah terpengaruh oleh pihak yang akan menyesatkan. Dikaitkan dengan kepemimpinan Rama yaitu Rama yang dijadikan teladan oleh adik-adiknya serta rakyatnya akan sifat dharma yang dimilikinya.
4. Angkasa atau langit.
Luas tak terbatas, hingga mampu menampung apa saja yang datang padanya. Seorang pemimpin hendaknya memiliki keluasan batin dan kemampuan mengendalikan diri yang kuat, hingga dengan sabar mampu menampung aspirasi atau pendapat rakyatnya yang beraneka ragam. Dikaitkan dengan kepemimpinan Rama yaitu Rama yang mau menerima pendapat dari rakyatnya yang menginginkan sita dibuang kehutan karena kesuciannya yang diragukan.
5. Bayu atau angin.
Selalu ada dimana-mana, tanpa membedakan tempat serta selalu mengisi semua ruang kosong. Seorang pemimpin hendaknya dekat dengan rakyat, tanpa membedakan derajat dan martabatnya, bisa mengetahui keadaan dan keinginan rakyatnya. Mampu memahami dan menyerap aspirasi rakyat. Dikaitkan dengan kepemimpinan Rama yaitu Rama yang sangat dekat dengan rakyatnya sehingga apapun yang terjadi pada rakyatnya ia selalu mengetahui keinginan dari rakyatnya.
6. Samodra atau lautan.
Betapapun luasnya samudra, senantiasa mempunyai permukaan yang rata, bersifat sejuk menyegarkan. Sang pemimpin hendaknya mampu menempatkan semua orang pada derajat dan martabat yang sama, sehingga dapat berlaku adil, bijaksana dan penuh kasih sayang terhadap rakyatnya. Dikaitkan dengan kepemimpinan Rama yaitu sifat Rama yang selalu bersikap adil pada keluarga dan rakyatnya tanpa membeda-bedakan setatus sosial mereka.
7. Agni atau api.
Api mempunyai kemampuan untuk membakar habis dan menghancur leburkan segala sesuatu yang bersentuhan dengannya. Seorang pemimpin hendaknya berwibawa dan berani menegakkan kebenaran dan keadilan secara tegas, tuntas dan tanpa pandang bulu.
8. Pertiwi atau bumi/tanah.
Bumi mempunyai sifat kuat sekaligus murah hati. Selalu memberi hasil kepada siapapun yang mau berusaha mengelola dan memeliharanya dengan tekun. Seorang pemimpin hendaknya berwatak sentosa, teguh dan murah hati, senang beramal dan senantiasa berusaha untuk tidak mengecewakan kepercayaan rakyatnya.
Demikian dijelaskan dalam Parisada Hindu Dharma Indonesia tentang Asta Brata ini. Dalam pengembangan ajaran ini, Patih Gajah Mada telah mengembangkan konsep dasar kepemimpinan ini menjadi 18 yang disebut dengan Asta Dasa Berata Pramiteng Prabhu yaitu terdiri dari :
1. Wijaya; bersikap tenang dan bijaksana.
2. Matri Wira; berani membela yang benar.
3. Natanggwan; mendapat kepercayaan rakyat.
4. Satya bhakti a prabhu; taat kepada pemimpin/pemerintah.
5. Wagmi wak; pandai berbicara dan meyakinkan pendengar.
6. Wicak saneng naya; cerdik menggunakan pikiran.
7. Sarja wopasana; selalu bersikap rendah hati.
8. Dirotsaha; rajin dan tekun bekerja.
9. Tan satresna; jangan terikat/mengikatkan diri pada satu golongan atau persoalan.
10. Masihi semesta Buwana; bersikap kasih sayang kepada semuanya.
11. Sih Semesta buwana; dikasihi oleh semuanya.
12. Negara Ginang Pratidnya; selalu mengabdi dan mendahulukan kepentingan Negara.
13. Dibya cita; toleran terhadap pendirian orang lain.
14. Sumantri; tegas dan jujur.
15. Anayaken musuh; selalu dapat memperdaya musuh.
16. Waspada Pubha wisesa; waspada selalu/introspeksi.
17. Ambeg Paramartha; pandai mendahulukan hal-hal yang lebih penting.
18. Prasaja; hiduplah sederhana.
Demikianlah kaitan kepemimpinan kedua tokoh epos Ramayana tersebut dengan ajaran-ajaran agama Hindu, dapat dijadikan pedoman bagi para pemimpin untuk selalu melakukan sesuatu sesuai dengan ajaran agama.




BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami ambil kesimpulan bahwa di dalam agama Hindu, cerita-cerita kepemimpinan yang dapat menjadi contoh dan di muat dalam kesusastraan Hindu disebut dengan Itihasa. Itihasa adalah cerita kuno yang mengandung unsur-unsur kepahlawanan dan sistem pemerintahan Hindu di masa lampau. Itihasa dikenal dengan istilah ” Wiracarita ” atau epos kepahlawanan. Itihasa merupakan kaca mata pemimpin hindu dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan dan merupakan pedoman hidup bagi warga beragama hindu. Isi itihasa penuh dengan pantasi, roman, kepahlawanan, disiplin, dan tetologi keagamaan sehingga mempunyai ciri-ciri karya seni atau karya sastra spiritual. Itihāsa adalah suatu bagian dari kesusastraan Hindu yang menceritakan kisah-kisah epik/kepahlawanan para Raja dan ksatria Hindu pada masa lampau dan dibumbui oleh filsafat agama, mitologi, dan makhluk supernatural. Itihāsa berarti “kejadian yang nyata”. Itihāsa yang terkenal ada dua, yaitu Ramayana dan Mahābhārata.
Ramayana adalah sebuah cerita tentang riwayat perjalanan Sri Rama di dunia. Sri Rama sebagai pemeran utama dalam cerita ini sebagai penyelamat dunia dari ancaman adharma yang diperankan Rahwana. Sri Rama dikenal dalam purana sebagai “Awatara Wisnu yang ke-7 ”. Awatara adalah wujud turunnya Dewa Wisnu untuk menyelamatkan dunia.

Kepemimpinan dalam agama Hindu terdapat dalam Nitisastra. Nitisastra berasal dari kata Niti dan Sastra. Kata Niti berarti kebijaksanaan duniawi, etika sosial politik, tuntunan dan juga berarti ilmu pengetahuan tentang negara atau ilmu bangunan politik berdasarkan ajaran agarna Hindu. Berdasarkan pengertian etimologi di atas, maka pengertian Nitisastra dapat diperluas lagi yaitu ilmu yang beriujuan, untuk membangun suatu negara baik dari segi tata negaranya, tata pemerintahan dan tata kemasyarakatannya. Dalam membangun negara, pemerintah dan masyarakat Nitisastra meletakkan nilai-nilai moral agama Hindu sebagai landasannya. Dalam pengertian ini Nitisastra bukan ilmu pemerintahan suatu negara Hindu tertentu, karena itu Nitisastra yang berlaku secara umum dan teoritis namun juga mengandung nilai-nilai praktis.

Karakter kedua tokoh dalam cerita Ramayana yakni Rama dan Laksmana adalah Rama yang tampan, lemah lembut, gagah, baik hati, berjiwa satria, arif dan bijaksana memiliki istri yang bernama Dewi Shinta yang berparas cantik, setia, baik hati, welas asih. Dan Laksmana yang tampan gagah, baik hati, berjiwa satria, arif dan bijaksana.

Dari Ramayana tersebut dapat kita analisis bahwa cerita tersebut erat kaitannya dengan ajaran kepemimpinan dalam Agama Hindu atau yang sering disebut dengan Asta Brata, Asta Brata merupakan 8 konsep ajaran kepemimpinan atau leadership Agama Hindu. Selain itu, di dalam ajaran agama Hindu yang termasuk kedalam nilai-nilai spiritual adalah kebenaran, kejujuran, kesederhanaan, kepedulian, kerja sama, kebebasan, kedamaian, cinta kasih, pengertian, amal baik, berdana punya, tanggung jawab, tengang rasa, integritas, kebersihan hati, kerendahan hati, kesetiaan, kecermatan, keberanian, kemuliaan, rasa syukur, ketekunan, kesabaran, keadilan, keikhlasan dan keteguhan hati. Kecerdasan spiritual dapat membimbing manusia untuk meraih kebahagiaan hidup baik jasmani maupun secara rohani dan mencapai “moksartam jagadhitaya ca iti dharma”